Dalam dunia fotografi digital, istilah “crop factor” sering kali muncul. Bagi kamu yang belum mengerti apa itu crop factor, artikel ini akan memberikan penjelasan dasar yang akan membantu.
Dalam dunia fotografi digital, istilah “crop factor” sering kali muncul, terutama ketika membahas tentang kamera level pemula. Bagi kamu yang belum mengerti apa itu crop factor, artikel ini akan memberikan penjelasan dasar yang akan membantu kamu agar memahaminya sebagaimana dilansir dari Petapixel.
Akar Istilah dalam Fotografi Film
Sebelum era digital, 35mm film menjadi format film fotografi yang dominan di industri foto. Dikenal juga sebagai film 135, format ini diperkenalkan oleh Kodak pada tahun 1934 dan berbasis pada film sinema 35mm yang telah digunakan oleh fotografer untuk fotografi diam. Pada pertengahan hingga akhir abad ke-20, film 35mm menggantikan popularitas format film medium 120 dan terus menjadi format yang paling banyak digunakan di antara fotografer analog hingga saat ini.
Apa Itu Crop Factor?
Berikut adalah definisi sederhana dari crop factor: Crop factor adalah rasio antara diagonal full-frame 35mm dengan diagonal sensor crop yang lebih kecil. Sensor full-frame 35mm memiliki diagonal yang berukuran 43.3mm. Setelah revolusi digital terjadi, industri kamera tidak lagi terbatas pada ukuran format film yang populer, dan produsen merilis kamera digital dengan berbagai ukuran sensor gambar — beberapa kamera full-frame, banyak yang memiliki sensor lebih kecil dari full-frame, dan sejumlah kecil yang lebih besar dari full-frame.
Perbedaan ini menghasilkan apa yang dikenal sebagai “crop factor” (kadang disebut sebagai “format factor” atau “focal length multiplier”), yang mengungkapkan perbedaan ini secara matematis — ini adalah angka yang memberi tahu kita bagaimana perilaku lensa terkait dengan ukuran sensor gambar.
Penting untuk dipahami bahwa crop factor tidak mempengaruhi focal length lensa atau kecepatannya, berdasarkan ukuran bukaan lensa. Ini hanya memungkinkan fotografer untuk memahami apa yang setara dengan 35mm sebagai baseline atau referensi dasar untuk membandingkan berbagai lensa. Di dunia fotografi, baseline tersebut masih film 35mm.
Ukuran Sensor Umum dan Crop Factors
Dalam fotografi digital, sensor full-frame memiliki ukuran yang sama dengan bingkai film 35mm. Namun, banyak kamera digital yang menggunakan sensor yang lebih kecil, yang dikenal sebagai sensor crop. Crop factor adalah cara untuk memahami bagaimana lensa yang dirancang untuk full-frame akan berperilaku pada kamera dengan sensor yang lebih kecil.
Focal Length Setara
Crop factor juga digunakan untuk menghitung focal length setara, yang membantu fotografer memahami bagaimana lensa akan “melihat” pada kamera dengan sensor yang berbeda. Misalnya, lensa 50mm pada kamera dengan crop factor 1.5x akan memiliki focal length setara dengan 75mm pada kamera full-frame.
Dasar Umum untuk Membahas Panjang Fokus
Memahami crop factor penting bagi fotografer untuk membuat keputusan yang tepat tentang pilihan lensa dan untuk memahami bagaimana lensa akan berperforma pada bodi kamera yang berbeda. Ini juga membantu dalam membandingkan lensa dari berbagai sistem kamera.
Aplikasi untuk Menghitung Crop Factor
Ada aplikasi yang dapat membantu fotografer menghitung crop factor dan memahami bagaimana lensa akan berperilaku pada kamera dengan sensor yang berbeda. Ini bisa sangat berguna ketika memilih lensa baru atau ketika beralih antara kamera dengan sensor yang berbeda.
Dengan memahami konsep crop factor, fotografer dapat lebih percaya diri dalam memilih peralatan dan menghasilkan gambar yang diinginkan. Meskipun tidak akan meningkatkan fotografi secara langsung, memahami crop factor dapat mencegah kamu dari membuat kesalahan atau kesalahpahaman ketika berdiskusi tentang kamera dan lensa.